Senin, 09 Maret 2015
apakah teh celup berbahaya bagi kesehatan..?
Apakah
benar
teh
celup
membahayakan kesehatan? Mengapa demikian?
Ternyata penyebabnya lebih pada kemasannya,
kantong kertas kecil berserat renggang yang
ternyata mengandung chlorine, yang antara lain
bisa menyebabkan kemandulan,
keterbelakangan mental dan kanker! Untuk
dapat lebih memahaminya, kita akan
membahas perihal teh celup ini secara garis
besar saja.
Asal mula teh celup
Anda minum teh? Teh celup atau teh tubruk?
Sudah barang tentu dengan alasan kepraktisan,
banyak orang yang lebih memilih teh celup.
Secara tidak sengaja teh celup ditemukan oleh
Thomas Sullivan, seorang pedagang teh dan
kopi dari New York, dia mengirim sample teh
dalam kantong sutra kecil kepada para
pelanggannya. Dia menggunakan kantong sutra
karena alasan ekonomis, kalau menggunakan
kaleng, selain biaya pembuatannya lebih mahal,
teh yang dikemas juga harus lebih banyak.
Pada awalnya para pelanggan Thomas bingung
dengan kemasan baru ini. Mereka menganggap
kemasan ini sama saja dengan teh yang
dimasukkan dalam saringan metal, mereka
langsung melemparkan begitu saja kemasan
tersebut ke dalam air panas. Baru kemudian
mereka menyadari bahwa ternyata kemasan
tersebut cukup praktis untuk menyeduh teh
secara langsung. Mereka menganggap ini lebih
praktis karena tidak perlu membersihkan
saringan teh atau teko. Selesai diseduh,
kemasan berikut tehnya bisa langsung dibuang.
Lama-kelamaan permintaan sample teh dalam
kemasan makin banyak, dan pada akhirnya
Thomas Sullivan menyadari bahwa ini bisa
menjadi dagangan yang menguntungkan. Teh
celupnya mulai dipasarkan secara komersial
pada tahun 1904, dan dengan cepat
popularitasnya menyebar ke seluruh penjuru
dunia.
Akan tetapi, disadari pula, kemasan tersebut
membawa problem sendiri: Kualitas aroma dan
rasa. Daun teh, membutuhkan ruangan untuk
mengembang, sehingga bisa mengeluarkan
aroma dan rasa yang optimal. Solusinya adalah
membuat kemasan lebih besar, dan daun teh
yang digunakan ukurannya yang paling kecil.
Ukuran ini dikenal dengan nama Fanning dan
Dust yang merupakan tingkat terendah dari
kualifikasi kualitas teh. Ukuran yang kecil
menyebabkan zat tannin lebih cepat keluar,
sehingga menimbulkan rasa pahit.
Bagaimanapun, aroma dan rasa terbaik akan
keluar dari hasil seduhan loose tea atau teh
tubruk. Jadi kalau anda memang ingin
meningkatkan apresiasi anda terhadap teh,
mulailah beralih ke loose tea. Dari segi
kepraktisan, memang lebih repot. Tetapi ritual
penyeduhan teh merupakan bagian dari seni teh
itu sendiri. Dan jangan lupa untuk tidak
membiarkan ampas teh tetap di dalam teko
atau cangkir Anda.
Namun seiring perkembangan zaman, kantong
teh kemudian berganti, dari sutera ke kertas,
inilah yang kemudian menimbulkan masalah.
Teh celup masa sekarang
Teh celup terdiri dari ramuan teh, yang
kemudian untuk menambah keharumannya, di
Indonesia biasanya dicampur melati, yang
kesemuanya dikemas dalam kantong kecil.
Tehnya sendiri tidak berbahaya, yang berbahaya
adalah kantong kertas kemasannya. Kantong
teh terbuat dari kertas kecil berserat renggang,
– seperti sudah disebutkan di depan, pada
masa awalnya kantongnya terbuat dari sutera
atau nylon– yang diisi dengan daun teh, agar
dapat menyeduh teh dengan hemat dan praktis.
Daun tehnya tetap berada dalam kantong ketika
teh diseduh dengan air panas, membuatnya
sangat mudah mengeluarkan dan membuang
daun teh yang sudah diseduh itu, menyeduh teh
menjadi semakin mudah karena kantung itu
diikatkan pada selembar benang dengan label
kertas di ujung yang lain. Jadi benang ini juga
berfungsi sebagai alat untuk mencelupkan daun
teh dan mengangkatnya.
Bahaya Chlorine
Pada umumnya kertas dibuat dari pulp (bubur
kertas), yang terbuat dari bahan kayu, bubur ini
berwarna coklat tua, untuk membuat serat pulp
itu berwarna putih, digunakan sejenis bahan
kimia pemutih yang terbuat dari senyawa
chlorine yang sangat pekat. Sayang dalam
prosesnya, chlorine ini tetap tertinggal dalam
produk kertas karena tidak dilakukan penetralan
karena biayanya sangat tinggi. Kertas semacam
inilah yang kemudian digunakan sebagai
kantong teh celup.
Hindari mencelupkan kantong teh terlalu lama,
karena Anda tentu berpikir bahwa semakin
lama Anda merendam teh celup itu dalam air
panas, semakin banyak sari teh yang tertinggal
dalam cangkir Anda. Namun yang terjadi justru
sebaliknya. Akan semakin banyak kandungan
chlorine di kantong teh celup yang larut dalam
teh Anda, apa lagi kalau Anda merendamnya
lebih dari 3 menit.
Dalam industri kertas, chlorine memang biasa
digunakan sebagai bahan insektisida,
disinfektan, pengawet, pembersih dan pemutih
kertas, yang kemudian digunakan untuk
membuat tissue, popok, kain dan sebagainya;
juga sumpit kayu sekali pakai, oleh sebab itu di
China, sumpit jenis ini dilarang digunakan.
Kenapa? Berdasarkan penelitian, diduga ada
kaitan antara konsumsi chlorine dalam tubuh
dengan kemandulan pria, lahir cacat,
keterbelakangan mental serta kanker.
Jadi apa jalan keluarnya?
Yang pertama,
jangan terlalu
lama merendam
teh celup dalam
air panas, jangan
lebih dari 3
menit.
Yang kedua,
hindari
penggunaan teh
celup, sebagai
gantinya,
kembali seperti
dulu, dengan
menggunakan teh tubruk, atau teh teko, kalau
mau lebih nikmat lagi, lakukan ritual minum teh
seperti di China, Korea atau Jepang, ini bisa
menenangkan dan meningkatkan rasa hormat
kepada orang lain, karena pada intinya, ritual
minum teh adalah penghormatan kepada orang
yang dilayani, sekaligus memberikan
kehormatan kepada orang yang diberi
kesempatan melayani, dengan menuangkan teh
ke mangkuk rekan di hadapannya.
Lindungi keluarga Anda dari gangguan
kesehatan di masa depan. Hindari teh celup
atau produk lain yang mengandung chlorine.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar